Yahoo Messager
Status YM

Friday, 6 August 2010

Berdagang Ala Nabi Muhammad SAW

Kesuksesan Rasulullah SAW itu sudah banyak dibahas dan diulas oleh
para ahli sejarah Islam maupun Barat. Namun ada salah satu sisi
Muhammad SAW ternyata jarang dibahas dan kurang mendapat perhatian oleh
para ahli sejarah maupun agama yaitu sisinya sebagai seorang pebisnis
ulung. Padahal manajemen bisnis yang dijalankan Rasulullah SAW hingga
kini maupun di masa mendatang akan selalu relevan diterapkan dalam
bisnis modern. Setelah kakeknya yang merawat Muhammad SAW sejak bayi
wafat, seorang pamannya yang bernama Abu Thalib lalu memeliharanya.
Abu Thalib yang sangat menyayangi Muhammad SAW sebagaimana anaknya
sendiri adalah seorang pedagang. Sang paman kemudian mengajari
Rasulullah SAW cara-cara berdagang (berbisnis) dan bahkan mengajaknya
pergi bersama untuk berdagang meninggalkan negerinya (Makkah) ke negeri
Syam (yang kini dikenal sebagai Suriah) pada saat Rasulullah SAW baru
berusia 12 tahun. Tidak heran jika beliau telah pandai berdagang sejak
berusia belasan tahun. Kesuksesan Rasulullah SAW dalam berbisnis tidak
terlepas dari kejujuran yang mendarah daging dalam sosoknya.
Kejujuran itulah telah diakui oleh penduduk Makkah sehingga beliau
digelari Al Shiddiq. Selain itu, Muhammad SAW juga dikenal sangat teguh
memegang kepercayaan (amanah) dan tidak pernah sekali-kali mengkhianati
kepercayaan itu. Tidak heran jika beliau juga mendapat julukan Al Amin
(Terpercaya). Menurut sejarah, telah tercatat bahwa Muhammad SAW
melakukan lawatan bisnis ke luar negeri sebanyak 6 kali di antaranya ke
Syam (Suriah), Bahrain, Yordania dan Yaman. Dalam semua lawatan bisnis,
Muhammad selalu mendapatkan kesuksesan besar dan tidak pernah
mendapatkan kerugian.
Lima dari semua lawatan bisnis itu dilakukan oleh beliau atas nama
seorang wanita pebisnis terkemuka Makkah yang bernama Khadijah binti
Khuwailid. Khadijah yang kelak menjadi istri Muhammad SAW, telah lama
mendengar reputasi Muhammad sebagai pebisnis ulung yang jujur dan teguh
memegang amanah. Lantaran itulah, Khadijah lalu merekrut Muhammad
sebagai manajer bisnisnya. Kurang lebih selama 20 tahun sebelum
diangkat menjadi Nabi pada usia 40 tahun, Muhammad mengembangkan bisnis
Khadijah sehingga sangat maju pesat. Boleh dikatakan bisnis yang
dilakukan Muhammad dan Khadijah (yang menikahinya pada saat beliau
berusia 25 tahun) hingga pada saat pengangkatan kenabian Muhammad
adalah bisnis konglomerat.
Pola manajemen bisnis apa yang dijalankan Muhammad SAW sehingga
bisnis junjungan kita itu mendapatkan kesuksesan spektakuler pada
zamannya ? Ternyata jauh sebelum para ahli bisnis modern seperti
Frederick W. Taylor dan Henry Fayol pada abad ke-19 mengangkat prinsip
manajemen sebagai sebuah disiplin ilmu, ternyata Rasulullah SAW telah
mengimplementasikan nilai-nilai manajemen modern dalam kehidupan dan
praktek bisnis yang mendahului masanya. Berdasarkan prinsip-prinsip
manajemen modern, Rasulullah SAW telah dengan sangat baik mengelola
proses, transaksi, dan hubungan bisnis dengan seluruh elemen bisnis
serta pihak yang terlihat di dalamnya.
Seperti dikatakan oleh Prof. Aflazul Rahman dalam bukunya “Muhammad:
A Trader” bahwa Rasulullah SAW adalah pebisnis yang jujur dan adil
dalam membuat perjanjian bisnis. Ia tidak pernah membuat para
pelanggannya mengeluh. Dia sering menjaga janjinya dan menyerahkan
barang-barang yang dipesan dengan tepat waktu. Muhammad SAW pun
senantiasa menunjukkan rasa tanggung jawab yang besar dan integritas
yang tinggi dalam berbisnis. Dengan kata lain, beliau melaksanakan
prinsip manajemen bisnis modern yaitu kepuasan pelanggan (customer
satisfaction), pelayanan yang unggul (service exellence), kemampuan,
efisiensi, transparansi (kejujuran), persaingan yang sehat dan
kompetitif.
Dalam menjalankan bisnis, Muhammad SAW selalu melaksanakan prinsip
kejujuran (transparasi). Ketika sedang berbisnis, beliau selalu jujur
dalam menjelaskan keunggulan dan kelemahan produk yang dijualnya.
Ternyata prinsip transparasi beliau itu menjadi pemasaran yang efektif
untuk menarik para pelanggan. Beliau juga mencintai para pelanggannya
seperti mencintai dirinya sehingga selalu melayani mereka dengan
sepenuh hatinya (melakukan service exellence) dan selalu membuat mereka
puas atas layanan beliau (melakukan prinsip customer satisfaction).
Dalam melakukan bisnisnya, Muhammad SAW tidak pernah mengambil
margin keuntungan sangat tinggi seperti yang biasa dilakukan para
pebisnis lainnya pada masanya. Beliau hanya mengambil margin keuntungan
secukupnya saja dalam menjual produknya.Ternyata kiat mengambil margin
keuntungan yang dilakukan beliau sangat efektif, semua barang yang
dijualnya selalu laku dibeli Orang-orang lebih suka membeli
barang-barang jualan Muhammad daripada pedagang lain karena bisa
mendapatkan harga lebih murah dan berkualitas. Dalam hal ini, beliau
melakukan prinsip persaingan sehat dan kompetitif yang mendorong bisnis
semakin efisien dan efektif.
Boleh dikatakan Rasulullah SAW adalah pelopor bisnis yang
berdasarkan prinsip kejujuran, transaksi bisnis yang adil dan sehat.
Beliau juga tidak segan mensosialisasikan prinsip-prinsip bisnisnya
dalam bentuk edukasi dan pernyataan tegas kepada para pebisnis lainnya.
Ketika menjadi kepala negara, Rasulullah SAW mentransformasikan
prinsip-prinsip bisnisnya menjadi pokok-pokok hukum. Berdasarkan hal
itu, beliau melakukan penegakan hukum pada para pebisnis yang nakal.
Beliau pula yang memperkenalkan asas “Facta Sur Servanda” yang kita
kenal sebagai asas utama dalam hukum perdata dan perjanjian. Di tangan
para pihaklah terdapat kekuasaan tertinggi untuk melakukan transaksi
bisnis yang dibangun atas dasar saling setuju.
Berdasarkan apa yang dibahas di atas ini, jelas junjungan yang kita
cintai itu adalah pebisnis yang melaksanakan manajemen bisnis yang
mendahului zamannya. Bagaimana tidak karena prinsip-prinsip manajemen
Rasulullah SAW baru dikenal luas dan diimplementasikan para pebisnis
modern sejak abad ke-20, padahal Rasulullah SAW hidup pada abad ke-7.
Pakar manejemen bisnis terkemuka Indonesia, Rhenald Kasali pun
mengakuinya dengan mengatakan bahwa semua bisnis yang diinginkan
niscaya juga akan sukses jika mau menduplikasi karakter Muhammad SAW
dalam berbisnis. Dengan begitu, kita dapat mengatakan kepada pelaku
bisnis, “Ingin bisnis sukses, jalankan manajemen bisnis Muhammad SAW!”
Selamat mencoba dan semoga bermanfaat

0 komentar: