Apakah kamupernah mendengar kisah Team HOYT?Apakah kamu pernah mengenal beberapa foto di bawah ini?
.Ya mereka adalah Team Hoyt,bukan sembarang atlet triatlhon biasa.Namun kisahnya dapat membuat kamu lebih termotivasi arti sebuah kasih sayang yang sungguh luar biasa.Dick Hoyt bukanlah seorang atlet,dia adalah seorang ayah yang dengan begitu kasihnya pada sang anak.
Kisah ini menjadi populer bagi rakyat amerika.Di tahun 1977,pasangan suami istri Hoyt mendapat karunia yang membahagiakan.Mereka dikarunia seorang bayi,namun di tengah kebahagiaan itu terdapat suatu kekecawaan , kesedihan,bahwa mereka harus menanggung beban yang amat berat bagi pasangan ini.Anaknya lahir ke dunia dengan membawa kekurangan cacat fisik .Rick mengalami gangguan kekurangan oksigen di otaknya.Dan buruknya lagi,dokter bahkan memvonis tidak dapat hidup lama.Namun kasih Jane dan Dick Hoyt dalam merawat buah hatinya tidak terkikiskan dengan ujian yang dialami.Mereka merawat Rick layaknya seperti anak2 normal pada umumnya.
Namun tidak ada sekolah yang mau menerima Rick karena mereka beranggapan bahwa Rick tidak akan mengerti pelajaran yang akan diajarkan. Orang tua Rick tetap mengajarkan Rick untuk membaca, mereka menginginkan agar Rick dapat bersekolah.
Keluarga Hoyt mendapat bantuan dari Tufts University, mereka yakin bahwa Dick dapat berkomunikasi. Ketika para ahli dari Tufts University menceritakan sebuah lelucon, Rick pun tertawa, dan pada saat itulah para ahli ini yakin bahwa Rick dapat berkomunikasi. Mereka pun membuat seperangkat komputer (seharga US$ 5000 dari keluarga Hoyt) yang memungkinkan Rick untuk menulis apa yang ia pikirkan dengan cara menggerakan bagian kepalanya.
Pertama kali kata yang tertulis dalam komputer ketika Rick menggunakannya adalah "Go Bruins (sebuah Team Hockey). Saat itulah keluarga Hoyt mengetahui bahwa Rick mengikuti olah raga Hockey, mereka mengetahui bahwa Rick senang dengan olah raga.
Tahun 1975 Rick diperbolehkan untuk masuk dalam sebuah sekolah umum. 2 tahun kemudian Rick berkata kepada ayahnya bahwa ia ingin berpatisipasi mengikuti lomba lari 5 mil untuk acara amal bagi teman Rick yang mengalami cidera hinga lumpuh dalam sebuah kompetisi olah raga. Dick yang saat itu bukan seorang pelari, setuju untuk mendorong Rick dengan kursi rodanya. Mereka pun dapat menyelesaikan kompetisi walaupun tidak mendapatkan kemenangan. Pada malam harinya Rick mengatakan kepada Dick bahwa ia tidak merasa lumpuh saat mengikuti kompetisi itu.
Setelah 4 tahun mengikuti kompetisi maraton, Team Hoyt mengikuti kompetisi traitlon pertama mereka. Dan untuk kompetisi ini Dick harus belajar berenang. "Pertama kali saya tenggelam seperti batu" cerita Dick. "Dan saya pun tidak pernah naik sepeda lagi semenjak usia 6 tahun" lanjut Dick.
Dengan sepeda yang dirancang khusus agar dapat mengangkut Rick didepan, dan juga perahu yang diikat pada punggung Dick ketika ia berenang. Team Hoyt akhirnya peserta kedua dari terakhir yang menyelesaikan kompetisi hari ayah 1985.
Semenjak itu mereka selalu mengikuti kompetisi, baik di daerah asal mereka bahkan diluar negri. "Rick selalu menjadi inspirasi dan motivasi saya melalui caranya menyenangi olah raga." kata Dick.
Dalam salah satu kesaksian Rick, ia berkata:
"Ayah adalah salah satu model bagi saya. Ketika ia ingin melakukan sesuatu, Ia akan bertekun, apapun itu, sampai selesai. Sebagai contoh ketika kami ingin mengikuti triatlon, ayah berlatih, sampai 5 jam sehari, 5 hari dalam seminggu, bahkan ketika ia sedang bekerja."
Team hoyt telah mengikuti 958 kompetisi, diantaranya 224 kompetisi triathlon (6 kompetisi bergengsi), 20 duathlons, 65 maraton, dan 25 boston maraton. Mereka telah melakukan perjalanan mengelilingi amerika dengan bersepeda dengan jarak 3.735 mil, yang ditempuh dalam waktu 45 hari.
Kasih sayang sang ayah,Dick Hoyt pada anaknya(Rick Hoyt) begitu besar dan abadi.Mereka layak untu mendapatkan sebuah kebahagiaan.
Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi,dan memotivasi kita lebih menghargai hidup,lebih memaknai saling cinta kasih .
Lihat Video mereka yang penuh semangat
sumber: forum.dhammacakka.org dan kaskus
0 komentar:
Post a Comment