Yahoo Messager
Status YM

Tuesday 17 September 2013

Pewarna Makanan Alami Khas Mahasiswa UNS

Ilustrasi. (Foto: Reuters) Ilustrasi. (Foto: Reuters)
SOLO - Maraknya penggunaan pewarna tekstil untuk mewarnai makanan belakangan ini memang cukup memprihatinkan. Karena berbahaya terutama bagi kesehatan.

Keprihatinan itu ternyata memancing Stefanny Florencia Dewana, mahasiswi Program D-3 Farmasi Universitas Sebelas Maret (UNS) untuk berkarya mencari alternatif pewarna makanan yang tidak membahayakan kesehatan.

"Setelah membaca berbagai referensi yang ada, maka saya mencoba mengekstraksi kulit terong ungu atau istilah kerennya Solanum Melongena menjadi pewarna alami. Dan yang terpenting tidak berbahaya bagi kesehatan," jelas Stefanny, saat bertemu Okezone, di Kampus UNS, Solo, Jawa Tengah, Senin (26/8/2013).

Untuk melakukan percobaan itu, Stefanny membeli lima kilogram (kg) terong ungu yang diambil bagian kulitnya. Salah satu kelebihan terong ungu adalah memiliki antioksidan yang tinggi. Kulit terong tersebut, menurut mahasiswa D-3 Farmasi UNS tersebut, direndam selama 24 jam.

Setelah direndam kemudian diberi pelarut air dan etanol 70 persen. Usai dilarutkan kemudian dilakukan proses dikentalkan atau dikentalkan dan ditambah zat khusus, baru dikeringkan dan dijadikan bubuk sebagai pewarna ungu.

"Setelah berupa bubuk, siap digunakan untuk mewarnai makanan. Tetapi diencerkan terlebih dahulu dengan air," jelasnya.

Selain murah harganya, Stefanny mengatakan bahwa bubuk pewarna makanan dari terong ungu jauh lebih awet dan lebih cantik warnanya dibanding pewarna sintetis. Jika nantinya diproduksi massa, harganya tentu bisa sangat murah.

"Karena murah dan terjangkau, ke depan diharapkan mereka yang biasa memakai pewarna sintetis bisa beralih menggunakan pewarna alami yang berasal dari tepung terung," ujar Stefanny yang juga menjadi finalis Lomba Mahasiswa Berprestasi Nasional 2013. (ade)

0 komentar: